FF-This Is Pairing
Chapter
11
Semua
member menegakkan tubuhnya dan saling terkekeh geli.
“Aku
tidak menyangka evil itu bisa bersikap romantis,” komentar Ryeowook.
“Saranghae,
Yoona-ssi.” Eunhyuk mengopi ucapan Kyuhyun dan mempraktekannya dengan Donghae.
“Nado
saranghae.” Tambah Donghae berlebihan.
“Yah!
Kenapa kita diam saja? Ayo serbu mereka! Mereka harus membayar pajak pada
kita.” Seru Shindong.
“Ne.
Pasti. Dia sudah kurang ajar menduluiku.” Tambah Yesung tidak terima.
Dengan
muka evil, semua member yang tadi asik menguping langsung merangsek masuk dan
meledek mereka yang masih berpelukan.
Sontak
Kyuhyun dan Yoona melepaskan pelukannya. Yoona terlihat malu-malu dan Kyuhyun
terlihat kesal seperti anak kecil.
“Hyung,
berhentilah. Aku sudah besar, apa masih jaman aku diledek seperti itu?”
“Walaupun
kau sudah besar, tapi kau masih tetap magnae kami. Kau masih balita, Cho
Kyuhyun.” Ucap Leeteuk sambil merangkul pundak Kyuhyun.
“Mwo?
Balita? Hyung, aku sudah 23 tahun.” Protes Kyuhyun.
“Yah!
Siapa yang setuju Kyuhyun 23 tahun?” semua berdiskusi dan menggelengkan
kepalanya.
“Aku rasa
dia masih mirip anak SD.”
“Tidak,
ia lebih mirip anak TK!”
“Coba
lihat lebih jelas, kelakuannya seperti anak playgroup.”
“Dia juga
masih menonton Hagemaru.”
“Jangan-jangan
dia mengoleksi film Doraemon diam-diam?”
Semua opini
secara bebas keluar dari mulut member satu per satu. Kyuhyun cuma menahan marah
dan memutar otak untuk mencari balasan yang setimpal.
“Cho
Kyuhyun! Kau pikir kau apa? Dewa? Cepat kembali ke bed!” perintah Yesung.
“Ne,
hyung.”
Kyuhyun
berjalan lagi kearah bednya sambil menggenggam tangan Yoona. Semua hyungnya
refleks meledek lagi.
“Kyuhyun-ah,
kau seperti takut kehilangan Yoona-ssi! Apa kau takut kalau ada kami diantara
kalian, ha?”
“Aigo,
dia benar-benar mirip anak playgroup yang tidak mau melepaskan lollipopnya.”
“Yah!
Bukankah kalian harus mentraktir kami semua?” pancing Ryeowook.
“Untuk
apa?” Tanya Kyuhyun polos.
“Untuk
merayakan hari jadi kalian tentu.”
“Mwo?”
Semua
orang menoleh ke sumber suara. Ternyata di ambang pintu sana sudah lengkap
member SNSD berjejer sambil memasang muka heran.
“Hari
jadi? Memang siapa yang—“ ucapan Taeyeon terputus saat ia menyadari ada Yoona
disana, berpegangan tangan dengan Kyuhyun.
“Yoong,
kau dengan Kyuhyun-oppa? Kalian berdua pacaran?” Tanya Sunny sedikit kaget.
Suasana
kembali riuh rendah oleh keributan member SJ. Sementara member SNSD masih
kebingungan apa yang harus mereka lakukan. Karena di satu sisi mereka tidak
melarang hubungan Yoona dan Kyuhyun, tapi di sisi lain ada Seohyun yang juga
menyukai Kyuhyun.
Yoona
sedikit menyembunyikan tubuhnya di balik punggung Kyuhyun, ia merasa bersalah
karena ia terlihat egois dan tidak memedulikan perasaan Seohyun pada Kyuhyun.
Dan
akhirnya hal itupun terjadi, Seohyun pamit untuk keluar duluan. Disusul oleh
Sooyoung dan kemudian Yoona pun ikut undur diri. Karena ia merasa ada yang
harus diselesaikan.
***
Suasana
dorm SNSD kali ini sedikit berbeda, karena semua sedang dalam keadaan hening
dan tegang. Ternyata tadi Yoona tidak berhasil mengajak Seohyun bicara, jadi
Taeyeon merasa dia juga harus turun tangan.
“Hey,
ayolah kenapa jadi tegang begini? Aku tidak akan menginterogasi atau menghukum
kalian, jadi santailah sedikit.” Tapi suasana terlanjur menjadi begini, dingin.
“Seohyun-ssi,
aku minta maaf kalau kejadian ini membuatmu sedih.” Ucap Yoona membuka
pembicaraan.
“Unni,
kenapa kau tidak mengatakan sebelumnya kalau kau juga menyukai Kyuhyun-oppa?
Tapi, sudahlah ini sudah terjadi, lalu mau bagaimana lagi? Aku harap hubungan
unni dan Kyuhyun-oppa berjalan lancar.” Seohyun menunduk menahan air matanya.
“Seohyun-ssi,”
panggil Yoona, Seohyun mendongak dan mendapati ia sudah di pelukan unninya itu.
“Terimakasih.”
Seohyun
menjatuhkan air matanya di punggung Yoona. Rasanya memang sedikit sulit
melupakan perasaannya.
‘Unni,
mianhe. Maaf kalau aku belum bisa melupakan oppa.’
Semua
member SNSD mendekat dan memeluk sambil saling menguatkan. Berharap tidak ada
hal buruk yang akan terjadi.
***
Keesokan
harinya, Yoona meminta Tiffany untuk menemaninya ke rumah sakit, karena
diantara SJ dan SNSD telah dibuat kesepakatan bahwa hubungan Kyuhyun dan Yoona
tidak boleh sampai terpublikasi. Biar hanya diantara mereka dan manajemen yang
mengetahui hal ini.
“Yoong,
aku rasa aku tunggu di cafeteria saja. Aku akan jadi kambing kalau ikut
bersamamu masuk kedalam.”
“Tapi,
unni,”
“Tidak
apa-apa.”
Yoona
mengangguk dan memamerkan senyum gummy-nya, sementara Tiffany hanya menggeleng
dan melenggang santai ke cafeteria.
Mungkin
karena memang masih sangat pagi, cafeteria rumah sakit jadi tidak begitu ramai.
Hanya ada beberapa orang yang sedang menyesap kopi sambil membaca majalah atau
Koran.
Tiffany
sengaja mengambil tempat agak jauh dari jangkauan orang-orang dan menyisi ke
jendela.
Seoul
juga tidak terlihat sibuk pagi ini. Setidaknya Tiffany bisa bebas menghirup
udara bersih sebebas-bebasnya.
“Mengganggu
kalau aku ikut bergabung?”
Tiba-tiba
ada suara menyembul membuyarkan lamunan Tiffany tentang crapes di sebrang rumah
sakit.
“Maaf?”
saat Tiffany berbalik, ternyata sudah ada Siwon sambil membawa dua cangkir kopi
hangat.
“Oppa?”
“Aku
boleh duduk?”
“Oh,
silahkan.”
“Sedang
apa kau disini? Menemani Yoona?”
“Ne, anak
itu tidak mau sendiri ke rumah sakit.”
“Mungkin
karena wartawan?”
“Mungkin.”
Suasana
hening. Kehabisan topik pembicaraan. Tapi, sepertinya Siwon memiliki satu hal
yang bisa dibasa-basikan untuk tiga menit ke depan.
“Kau mau
kopi?”
“Apakah
itu—“
“Vanilla
latte? Ya, ini vanilla latte.” Potong Siwon sebelum Tiffany sempat
mengatakannya.
“Bagaimana?
Maksudku, bagaimana oppa tau aku suka kopi itu?”
“Ng,
mungkin karena kulitmu pucat seperti vanilla?” kali ini Siwon benar-benar
kehabisan stok kata untuk menjawab pertanyaan Tiffany.
“Oppa,
kau sakit? Kenapa jawabanmu aneh begitu?”
“Pasti
karena tadi malam Kibum mengajakku tanding PS, jadi aku masih agak linglung
pagi ini.”
“YAH!
Choi Siwon!” mereka berdua langsung menoleh kearah sumber suara. Ternyata
disana sudah berdiri dengan muka masam Eunhyuk dan Donghae yang sibuk meminta
maaf dan membungkuk karena Eunhyuk yang berteriak mengganggu pengunjung yang
lain.
“Hyukjae!
Berisik!” Donghae langsung membekap mulut Eunhyuk.
“Tapffhh
kopffhkff—“
“Mwo?”
Donghae membuka bekapannya.
“Kopiku,
Hae. Kopiku!”
“Kopi?
Oh, ne, Siwon-ssi mana kopi yang Hyukjae minta?”
“Memang
kau titip untuk beli kopi? Aku tidak ingat.”
“Siwon-ssi,
kau—“
Eunhyuk
sengaja memotong pembicaraan karena ia melihat ada satu bidikan kamera mengarah
kearah Siwon dan Tiffany. Eunhyuk mengernyit, apa yang orang itu foto? Dan
Eunhyuk baru menyadarinya saat ia melihat tangan Siwon dan tangan Tiffany
berdekatan, mungkin juga karena posisi duduk mereka yang terlalu dekat.
“Tiffany-ssi,
katak!”
“MWO?
AAGGHHH!!” Tiffany langsung bangkit berdiri dan menjauhi mejanya.
“Dimana
katak itu?”
“Ng,
katak itu baru pergi. Jadi, aman.” Eunhyuk berbohong.
“Hyukjae,
kau berbohong, ya?” todong Siwon.
Eunhyuk
mengeluarkan jurus andalannya, gummy smile dan berlari menghindari Siwon yang
kesal. Siwon mengejar Eunhyuk, sementara Donghae yang baru sadar ada kamera
yang membidik terus kearah mereka langsung mengajak Tiffany pergi.
***
Yoona
memasuki ruangan Kyuhyun dengan perlahan-lahan, ketika ia tahu Kyuhyun sedang
sendirian, ia berjalan seperti biasa lagi.
“Pagi,
oppa.”
Kyuhyun
menoleh dan tersenyum, “Pagi, Yoong.”
Yoona
meletakkan bawaannya di meja dan mendekati bed Kyuhyun.
“Kau bawa
sesuatu yang bisa dimainkan tidak?”
“Ng, apa
ya?”
“PSP
mungkin, atau laptop, netbook, tab, atau apapun?”
“Hassh,
kau ini! Kalau aku tidak salah aku bawa i-pad.” Yoona merogoh tasnya dan
mendapatkan teman online kesukaannya, “Ini.”
“Gomawo.
Ada game apa disini?”
“Ng,
desain dress, gamehouse, dan ular tangga.”
“Hanya
itu?”
“Lalu?”
Dengan
menghela nafas berat, Kyuhyun membuka aplikasi ular tangga.
“Yoong,
duduklah.” Tawar Kyuhyun sambil menepuk kasur di hadapannya. Ia sendiri santai
sekali duduk bersila. Yoona kadang berpikir apa oppa yang satu ini benar-benar
sakit?
Yoona
membuka kitten heelsnya, dan ikut duduk bersila di hadapan Kyuhyun, sementara
i-padnya Kyuhyun taruh tepat diantara mereka.
Awalnya
mereka masih terlihat serius-serius saja, tapi lama-kelamaan mereka mulai
tertawa dan sekali-kali saling bersorak meledek.
Tapi,
tiba-tiba saja Yoona teringat Seohyun. Ia baru ingat kalau permainan ini
diberikan Seohyun ketika Yoona sedang terserang PMS dan gejala marah-marah
akut. Dengan adanya game ini, Yoona bisa terbahak-bahak dan puas menertawai
Seohyun yang harus kalah dua kali darinya.
Dan
ternyata Kyuhyun menangkap gelagat aneh Yoona itu. Tangan kirinya menutupi
layar i-pad.
“Oppa?
Kenapa kau tutup? Bagaimana aku bisa lihat? Jangan bilang kau mau berbuat cu—“
“Sshh.
Yoong, apa yang kau pikirkan?”
“Ne?
Tidak ada.”
“Kau
tidak becus berbohong.”
“Kalau
begitu, baca pikiranku!”
“Kau yang
minta.” Kyuhyun mengamati mata Yoona dalam jarak yang sangat dekat. Sejujurnya,
Kyuhyun tidak pandai menebak atau mengira perasaan orang lain. Karena memang ia
bukan tipe orang yang sensitif terhadap perasaan orang lain.
“YAH!”
Refleks,
Yoona dan Kyuhyun langsung menoleh dan mendapati Donghae, Eunhyuk, Siwon dan
Tiffany dalam posisi celangap.
“Ada apa
hyung?” Tanya Kyuhyun polos.
“Kau
bilang ‘ada apa’?” timpal Donghae.
“Ya
memang ada apa?”
“Aigo,
bukankah kalian tadi nyaris ng, nyaris berciuman?” Tanya Siwon sedikit ragu.
“Berciuman?
Haha, hyung aku dan Yoona tidak sefrontal itu.”
“Lalu
kenapa kalian tadi dekat sekali?”
“Itu
karena Yoong memintaku untuk membaca pikirannya.”
“Sungguh,
itu tidak penting Cho Kyuhyun.” Tutup Eunhyuk bête.
Heechul
merehatkan dirinya setelah seharian bekerja. Dan untungnya gedung SM.Ent sedang
tidak ramai. Sesuatu yang ia sukai. Iseng-iseng ia melirik kearah kalender
diatas meja manajer SJ. Sudah satu setengah bulan semenjak ia mengungkapkan
keinginannya untuk segera pergi melaksanakan wamil, kemudian jika
perhitungannya tidak salah, ini adalah minggu ketiga setelah Kyuhyun keluar
dari rumah sakit.
Memang
panjang umur, anak yang baru saja ia pikirkan justru muncul dari lift bersama,
ehm, kekasihnya. Mereka mulai berani PDA ternyata. Tapi ini dalam arti mereka
menunjukkan hubungan mereka hanya di depan manajemen saja. Mereka cukup tau diri
untuk tidak PDA ke depan publik.
Heechul
memperhatikan mereka sejenak, sedikit banyak ia menyetujui hubungan kedua anak
itu. Ia suka cara pacaran mereka yang tidak berlebihan. Lihat saja sekarang kedua
anak kecil itu justru berbagi headset dan sama-sama mendengarkan musik sambil
berjalan. Tidak ada genggaman tangan, rangkulan pinggang, atau gelayutan manja.
Semuanya seperti biasa.
“Heechul-hyung!”
“Ne,
kemari kalian.”
“Oppa,
kau sedang apa disini? Kenapa tidak bersama yang lain?”
“Aku
sedang cari angin, Yoong.” Gemas, ia cubit pipi gadis itu lembut.
“Hyung,
kau mendapat sms dari Teukie –hyung, kan?”
“Ne,
kapan acaranya dimulai?”
“Sekarang.”
“Ya sudah
kalau begitu, kau antarkan saja dulu Yoona ke tempatnya.”
“Tidak
usah, oppa sebaiknya kau dan Heechul-oppa segera pergi.”
“Aku juga
tidak terpikir untuk mengantarmu, Yoong.”
“Mwo? Kau
sungguh pacar yang sangat baik hati. Aku duluan. Annyeong, Heechul-oppa.”
“Kau
tidak pamit denganku?”
“Apa
bedanya kalau aku pamit atau tidak?” Yoona tidak melanjutkan pembicaraan lagi
dan langsung pergi ke ruangan khusus SNSD.
***
Eunhyuk
mondar-mandir kelihatan sedang mencari sesuatu di ruang latihan SJ.
“Eunhyuk-ah,
kau mencari apa?” Tanya Leeteuk heran.
“Itu,
sesuatu.”
“Iya, apa
itu?” Tanya Leeteuk lagi.
“Ng,
sesuatu yang cukup berharga.”
Leeteuk
memutar bola matanya dan menyerah untuk bertanya, “Memang kau taruh dimana?”
“Aku
yakin aku taruh di tasku. Tapi, sekarang benda itu sudah hilang.”
“Annyeong,
semua.” Sapa Heechul cerah, dibelakangnya Kyuhyun mengekor sambil terus
mendengarkan lagu.
“Mungkin
terbawa Donghae.” Donghae buru-buru menyerahkan tasnya pada Eunhyuk, membiarkan
sahabatnya itu mencari, “Ada?”
Eunhyuk
menggeleng, Donghae ikut bangkit dari duduknya dan membantu mencari di
sudut-sudut sofa.
“Kalian
sedang cari apa?” Tanya Heechul penasaran.
“Benda
kesayangan Eunhyuk.” Jawab Leeteuk polos.
“Apa?”
“Molla.”
“Yah,
monkey! Apa yang kau cari sebenarnya?” Eunhyuk menggigit bibir bawahnya, malu
untuk mengatakan yang sebenarnya.
“Yah!”
“Ng, itu
hyung, pemberian Hyoyeon.”
“Yah!
Jangan membuatku naik darah hari ini, kau tinggal mengatakan benda apa itu agar
kami bisa membantu. Apa susahnya?”
“Ng, jam
tangan.”
“Semua
berdiri. Bantu mencari.” Perintah Leeteuk sambil menengok ke tas miliknya
sendiri.
“Hyung,
jam milikmu warna apa?” Tanya Kyuhyun.
“Hitam,
Kyu. Adidas.”
Semua
orang yang ada disitu sibuk mencari. Kecuali Shindong yang sedang ada urusan
dengan manajer. Semua anggota sudah menggeledah setiap sudut ruangan, dan
hasilnya nihil. Semua tas anggota sudah diperiksa satu per satu, hasilnya tetap
sama.
Muka
Eunhyuk sudah pucat memutih. Ia akhirnya menyerah dan duduk pasrah di sofa
merah marun kesayangannya.
“Hyukie,
kita pasti menemukannya, ne? jangan sedih dulu.” Donghae duduk di sebelahnya
sambil mengusap punggung Eunhyuk. Sudah hampir satu jam mereka mencari dan
menelepon semua manajer, hasilnya sama.
“Annyeong!
Yah ayo makan!” tiba-tiba pintu dibuka dan Shindong masuk sambil menenteng
sekantung besar McD. Sebenarnya bukan itu yang menjadi objek utama, objek
sebenarnya adalah jam tangan di lengan kanan Shindong!
“Hyung,
jam itu—“ Eunhyuk menggantung kalimatnya dan menunjuk kearah jam tangan.
“Ne, ini
milikmu. Bukannya Ryeowook sudah ijin padamu atas namaku untuk meminjam jam
tangan ini?”
Semua
orang menoleh pada Ryowook yang berdiri terperanjat.
“Wookie,
kenapa kau tidak bilang?”
“Ani,
hyung. Shindong-hyung tidak mengatakan apa-apa padaku.”
“Ryeowook-ah,
jangan begitu. Tadi sewaktu istirahat makan siang aku kan memberitahumu untuk
meminta ijin pada Eunhyuk.”
“Tidak,
aku tidak ingat.”
“Ryeowook-ssi!
Apa maksudmu? Jadi, kau menuduhku berbohong?”
“Ani,
hyung, aku aku hanya tidak ingat hyung pernah mengatakan hal itu.”
“Tenang
semuanya. Sekarang, Ryeowook-ah, kau benar-benar tidak ingat, atau kau lupa?”
Leeteuk menengahi.
“Aku
benar-benar tidak ingat, hyung.”
“Jadi,
kau coba untuk menjatuhkanku?” Shindong akhirnya tidak bisa menahan emosinya.
Semua menegang, Eunhyuk syok, sementara Yesung dan Sungmin mencoba menenangkan
Shindong.
“Hyung,
aku tidak bermaksud seperti itu, sungguh.” Ryeowook sungguh-sungguh. Matanya
sudah memerah menahan tangis.
“Katakan
saja, kau tidak suka padaku? Kau ingin aku dan Eunhyuk tidak bersahabat? Atau
apa? Ayo katakan saja, aku tidak akan menghalangi lagi. Katakan saja, disini
semua member sedang berkumpul.”
“Shindong-ssi,”
Leeteuk merangkulnya dan menurunkan tangannya yang sudah menunjuk kearah
Ryeowook. Dalam peraturan tak tertulis, anggota SJ tidak boleh menunjuk satu
sama lain saat emosi mereka sedang tidak stabil.
“Sedang
apa kalian? Apa gara-gara jam tangan saja kalian jadi begini, ha?” akhirnya
Heechul bersuara.
“Ini
bukan masalah jam tangannya, hyung. Apa kau suka saat seseorang menusukmu dari
belakang?” balas Shindong tegas.
“Ryeowook-ssi,
selamat kau berhasil menjatuhkan hyungmu sendiri.” Dengan emosi Shindong
melepas jam tangan penyebab perkara itu dan meletakannya di atas meja.
“Hyung,
sungguh, aku tidak bermaksud seperti itu. Hyung, aku, aku—“ akhirnya Ryeowook
tidak bisa menahan air matanya, ia sedih karena ia tidak tahu bagaimana
menjelaskan perasaannya. Ia tidak tahu menahu soal jam itu, ia juga tidak ingin
menjatuhkan siapapun. Ia hanya ingin mengatakan itu.
Kyuhyun
mencoba mendekati Ryeowook saat tiba-tiba Shindong menegurnya, “Kalau kau
mendekatinya, berarti kau menuduhku dengan tuduhan yang sama? Begitu?” Kyuhyun
mengurungkan niatnya. Ia mundur lagi dua langkah.
Tangisan
Ryeowook memang tidak bersuara, mengalir begitu saja. Tapi, justru itu yang
membuatnya terlihat sangat menyedihkan dan butuh penenang. Ryeowook menutup
mukanya dengan kedua telapak tangan, menunduk.
“Kim
Ryeowook.” Panggil Yesung. Ryeowook mengangkat wajahnya dan BLEPP! Sebuah tart mendarat
lancar di wajahnya.
“HAPPY
BIRTHDAY WOOKIE!!”
A/N: you can blame me, really. but, as a person, please support me.
3 comments
kyaaaa.... akhirnya selama 2 bulan.....kekekeek
ReplyDeleteakhirnya kyuna^^ semoga seohyun bisa cepet ngelupain kyuppa...
ayo author ditunggu chap12 nya....
*thor kq masih pake ~ssi sih???
Yeaaaa traktiran-traktiran *ikutan nodong KyuNa* xD
ReplyDeleteSoshi bond. mudah-mudahan maknae itu cepet ngelupain perasaannya
Setuju-setuju. lebih suka penggambaran KyuNa yang dating tapi ga berlebihan kaya gini. Keren. ide ceritanya brilian banget!!
Aaaaa itu Wookie oppa kenapa dibully???
Hahaha, ternyata cuman birthday oppa doang yaaa. Ya ampun kasian ih sampe mau nangis gitu. Happy Birthday Eternal Magnae oppa!!! *lempar kue*
ya ampun sumpah gue udh tegang bgt pas shindong sm wookie debat, shindong serem bgt deh . kekekeke. author keren ;)
ReplyDelete