Fashion Against Love
Chapter 1:
Out of Blue
Seoul, Februay’06 05.00 p.m.
Yeah, hari ini memang melelahkan. Setumpuk
pekerjaan, deadline, meeting dan beberapa pemotretan. Ugh, as if I can escape
all these stuffs.
And the most wrong thing ever happened is
this. Yeah, they finally broke up, not just break, or usual activity they had
done before.
Aku tidak mengerti bagaimana bisa orang
menggantungkan diri satu sama lain bertahun-tahun untuk akhirnya berpisah. Just
like them. Bersama selama empat tahun, hidup mapan, popularitas, all the blitz
and money.
My
dearest doe-eyes girl, Yoona. She’s been the best, aku khawatir ia akan
menghadapi masa sulit ini tanpa memberitahukan siapapun, termasuk aku. She’s
too stunned. The best and coolest designer I’ve ever meet. Just her.
And the one and only my gamer. Kyuhyun. Aghh,
aku benci kenyataan mereka berpisah. Because there’s no wrong between it. It
should be fine.
Aku melirik bangku kosong di sampingku, yeah
setidaknya aku belum tentu akan mengalami hal mengerikan seperti mereka. That’s
why I choose fashion better than love.
Because fashion means love, but love doesn’t
mean fashion.
Sooyoung gegas menutup aplikasi berikut
koneksi yang terhubung dengan netbook apple kesayangannya. Sudah terlalu sore,
dan lagipula ia bingung apalagi yang harus ia beritahukan pada dunia. Semua
masih terlihat abu-abu. Ia tidak suka fakta bahwa kedua sahabatnya kini
berpisah. The one and the best couple she could ever find.
Menghentakkan Christina Loboutin-nya dengan
sedikit keras, Sooyoung beranjak pergi dari rooftop butik milik Yoona.
Ia berencana menemui sahabatnya itu dan berbincang, tidak, maybe just let
her voice out something. Yeah, walaupun akhirnya Sooyoung tau pasti
Yoona tidak akan mau memberitahukannya apapun. Tapi, tidak ada salahnya dengan
mencoba, bukan?
Ia menemui Yoona di ruangan kesayangannya.
Dengan sejuta sketsa rancangan busana bertebaran, yang mungkin bisa kau injak
jika kau melangkah seenaknya disana. Dan Sooyoung memilih untuk sedikit
berjingkat dibandingkan ia harus terkena omelan sahabatnya.
“Just walk properly, you can step on it,”
ia mendengar suara sahabatnya yang ternyata sedang memperhatikannya berjalan
dari atas sofa red maroon kesayangannya. Tidak begitu banyak yang
berubah dari gadis ini setelah tiga hari lalu ia mengatakan pada Sooyoung bahwa
hubungan mereka telah kandas.
“Yoona-ya, kau mau pergi keluar bersamaku? Having
a little window shopping maybe?”
Yoona mendongak untuk mendapat view
wajah sahabatnya itu dengan lebih jelas. Gadis itu mengerutkan keningnya,
kemudian menggeleng.
“Aku masih punya setumpuk pekerjaan.
Lagipula, aku tau kau mengajakku agar aku bisa menceritakan sesuatu padamu, ya
kan? Oh come on, aku sudah memberitahumu tentang hubunganku. So, please
get on with it, okay?”
Sooyoung memutar bola matanya jengah. Gadis
ini selalu prepare beforehand. Dibalik wajahnya yang manis, anggun dan classy
ternyata dia benar-benar kristal es yang cukup sulit untuk dicairkan.
“Yeah, sekarang kau sudah tau alibiku
mengajakmu untuk keluar. Jadi, apa ada yang ingin kau ceritakan? Yoona-ya, apa
yang kau ceritakan tiga hari lalu itu sangat abu-abu.”
“Aku sudah menceritakannya padamu.”
“Oh, ya? ‘aku sudah tidak berhubungan dengan
Kyuhyun. Kami memutuskan untuk berpisah.’ Apa itu cukup bagimu? Oh itu mungkin
cukup bagimu, tapi tidak untuk seorang Choi Sooyoung.”
“Sooyoung-ah, hubungan kami sudah berakhir.
Jadi, berhentilah untuk terus menanyakannya.”
Soyoung benar-benar kehilangan akal untuk
menghadapi sahabatnya yang satu ini. Ia mendesah pasrah lalu berjalan
menghampiri sofa yang diduduki oleh sahabatnya.
“Sooyoung-ah!” Sooyoung refleks menghentikan
derap kakinya ketika ia mendengar pekikan Yoona, ia mengerling kearah Yoona dan
mengerutkan dahinya tanda bertanya ‘ada apa?’.
“Kau hampir saja menginjak salah satu design
baru milikku.”
“Apa itu begitu penting bagimu?” Tanya
Sooyoung jengkel.
“Tentu, it means my world.”
“So, what relationship means to you?”
Yoone tersentak dan menatap mata sahabatnya yang kini balik menatapnya dengan
tatapan menuntut sebuah jawaban. Skak.
***
Yoona melajukan mobilnya dengan sedikit cepat
karena kebetulan jalanan Apgujeong sedang sepi. Sebuah keajaiban langka.
Selama perjalanan ia masih memikirkan
pertanyaan terkahir Sooyoung yang tidak ia jawab. Ia bahkan ragu jawaban apa
yang tepat bagi pertanyaan itu. What relationship means to me? It’s just a
stupid question that need a stupid answer. So just say it means that
relationship is nothing. Yoona menekan kedua bibirnya dan berpikir ulang tentang
jawaban yang baru saja ia dapat. Mungkin untuk sekarang memang itu jawaban yang
paling tepat.
Setelah memarkirkan mobilnya di parking
lot apartemen, ia bergegas menuju lift dan menekan tombol enam. Lantai
dimana ‘apartemen’nya berada. Ya, apartemen itu memang miliknya dan juga milik
Kyuhyun. Empat tahun terakhir mereka memang tinggal di apartemen itu. Tapi,
entah hal apa yang membuat apartemen itu selama enam bulan terakhir terasa
sunyi dan hambar. Tidak seperti tahun-tahun awal ketika apartemen itu baru
ditinggali. Suasananya begitu hingar dan ramai. Yoona melenguh mengingat
masa-masa itu.
Dan dugaannya benar, tidak ada yang berubah
dari apartemen ini sejak tiga hari lalu ia tinggalkan. Mungkin Kyuhyun juga
tidak kembali lagi kesini setelah perdebatan mereka tiga hari lalu.
Yoona menuju dapur untuk membuat secangkir cappuccino
hangat. Ia membuka laci dan beberapa buffet, dan ternyata semuanya masih sama.
Isi dan apapun tetap pada tempatnya. Tidak ada yang berubah. Bahkan mereka
belum sempat membicarakan kepemilikan apartemen ini setelah mereka memutuskan
untuk bepisah. Biarlah, mungkin apartemen ini akan disewakan, atau mungkin
ditinggalkan begitu saja. Yoona sendiri tidak keberatan.
Masih asik dengan lamunan dan sesapan cappuccino
miliknya, Yoona tiba-tiba mendengar suara pintu terbuka. Ia lantas berdiri
tegak dan bergegas bersembunyi. Entah apa yang mendorongnya melakukan hal bodoh
ini, tapi ia merasa ia harus melakukan ini.
Ia yakin benar bahwa yang datang itu adalah
Kyuhyun. Karena tidak ada orang lain lagi yang mengetahui password
apartemen ini, oh, selain Sooyoung tentunya.
***
Kyuhyun meregangkan bahunya dan sedikit
memijat bagian tengkuknya. Hari ini memang melelahkan. Dan ia tidak berpikir
untuk pergi ke tempat lain, kecuali apartemen ini. Ia tidak menolak ketika
anggota tubuhnya secara otomatis menghentikan mobilnya di parking lot
apartemen yang dulu menjadi milik mereka.
Kyuhyun berpikir untuk membuat secangkir
kopi, ketika ia melihat ada cangkir lain di atas meja pantry mereka. Ia
mendekat dan memegang bagian luar cangkir itu. Hangat. Ia langsung mengepalkan
tangannya dan bergegas menyusuri kamar tidur. Ia membuka kamar itu dan tidak
mendapati siapapun, begitu juga di kamar mandi dan kamar lainnya. Akhirnya,
Kyuhyun menyerah dan kembali menuju ke dapur.
Tidak, ia tidak ingin pusing lagi kali ini.
Ia ingin beristirahat. Ia sudah cukup memforsir diri dengan menerima tiga job
pemotretan hari ini. Dan ini memang sudah cukup.
Setelah selesai dengan secangkir kopi, ia
langsung membawa cangkir itu menuju ruang tengah, dimana ia taruh tas kerjanya.
Ia membuka tas tersebut dan mengeluarkan
laptop juga sebuah kamera D-SLR miliknya. Deadline hasil pemotretan yang
ia lakukan hari ini adalah besok, ia tidak punya waktu lagi. Sekarang atau
besok ia akan kena omelan tidak penting dari kliennya.
Ia masih sibuk mengedit beberapa foto ketika
matanya menangkap figura kecil di meja samping sofa ruang tengah itu. Foto ia
dan Yoona ketika hari pertama mereka tinggal di apartemen ini. Ia mengamati
foto itu dan sebelum ia sadari ia telah meraihnya kedalam gengggamannya.
***
“Kau sedang apa?” tanya Yoona ketika
mendapati Kyuhyun sibuk dengan laptop dan beberapa gambar di desktopnya.
Sementara Yoona sendiri sudah rapi dengan piyamanya.
“Tentu aku sedang bekerja, pertanyaan bodoh
apa itu,” jawab Kyuhyun asal sambil mendongak dan memperhatikan wajah Yoona.
Yoona justru berdecak dan berbalik hendak meninggalkan Kyuhyun, tapi sayangnya
tangan Kyuhyun bereaksi lebih cepat. Ia lebih dulu menarik lengan gadis itu dan
membuatnya jatuh terduduk di sampingnya. Yoona sempat memprotes aksi Kyuhyun,
namun Kyuhyun hanya terkekeh. Ia langsung memeluk pinggang Yoona dan menaruh
dagunya di bahu kiri Yoona.
“Yoona-ya, aku lelah.”
“Kalau begitu cepat pergi tidur.”
“Sendiri?” Tanya Kyuhyun usil.
“TENTU.” Jawab Yoona sambil menekankan
jawabannya.
“Argh, kalau begini jadinya, waktu itu aku
setujui saja tawaran developer untuk memilih apartemen dengan satu kamar.”
“Ne? oppa, berhentilah dengan pikiran
polusimu. Matikan laptopmu dan cepat tidur.”
“Tidak bisa. Ada pekerjaan yang harus aku
selesaikan.”
“No offense. Cepat tutup laptopmu!”
Kyuhyun bergeming dan melepaskan pelukannya,
ia justru mengambil kameranya dan memposisikannya tepat di hadapan mereka.
“Say cheese!” KLIK! Foto terabadikan
dan Yoona masih memasang tampang polos. Ia tidak tau kalau Kyuhyun akan
memfotonya secara tiba-tiba.
Kyuhyun tergelak saat mendapati wajah gadis
itu di kameranya dan hal itu sukses memancing Yoona untuk merebut kamera itu
dari tangan Kyuhyun.
“Give me that stupid camera!” pekik
Yoona saat Kyuhyun menjauhkan kamrea itu dengan cara mengangkatnya
tinggi-tinggi.
“Tidak semudah itu, cantik. Just one way
you should do if you want this stupid camera.”
Yoona mengerling, “Apa?”
Kyuhyun tersenyum evil dan menunjuk
bibirnya dengan telunjuk. “Ppoppo.”
Yoona membelalakan matanya dan refleks
memukul bahu Kyuhyun.
“Aww! Ya! Kenapa kau memukulku?” erang
Kyuhyun sambil mengusap bagian lengannya dengan tangannya yang bebas.
“What you want is more stupid than that
one.” Jawab Yoona sarkastik.
“Really?” Kyuhyun menaikkan sebelah
aslinya dan dengan itu, Yoona merasa terancam. Ia menarik sedikit kepalanya ke
belakang karena ia baru menyadari jaraknya dan Kyuhyun terlampau dekat.
“O-oppa, aku peringatkan kau, jika kau—“
“Jika aku apa, hmm? Ayo katakan!” balas
Kyuhyun tanpa menghapus seringai evil dari wajahnya.
“Jika kau berani macam-macan, aku akan
telepon pemadam kebakaran!” kata Yoona menuntaskan kalimatnya yang tadi
terpotong.
Kyuhyun menurunkan kameranya dan menaruhnya
di sofa dengan sedikit dilempar, kemudian kembali memproses gadis di
hadapannya. Kyuhyun semakin mendekat satu lankah, dan Yoona menjauh satu
langkah. Terus begitu sampai akhirnya tumit Yoona menyentuh ujung sofa. Crap.
Dead end.
Kyuhyun memajukan wajahnya agar bisa melihat
gadis itu lebih jelas, sementara Yoona hanya pasrah dan menutup kedua matanya.
Kyuhyun terkekeh melihat aksi gadis itu dan langsung menarik lengannya dan
kemudian memeluknya. Bahkan ketika ia pelukpun, gadis itu masih tegang. Dia
benar-benar gadis yang waspada.
Ketika Yoona merasa Kyuhyun tidak berbahaya,
ia bisa kembali rileks dan membalas pelukan Kyuhyun.
“I’m not the one who wants to see you
scary.” Gumam Kyuhyun dari balik geraian rambut Yoona. Kali ini Yoona yang
terkekeh dan mengangguk, “Then protect me.”
***
Kyuhyun meletakkan kembali figura itu di
tempat asalnya dan melanjutkan pekerjaannya. Namun entah karena apa , ia merasa
sangat letih dan matanya terasa berat. Hingga akhirnya tidur membawanya.
Yoona mengetukkan kakinya ke lantai berusaha
tanpa mengeluarkan suara. Ia menghitung detik dari balik jam tangannya hingga
akhirnya ia memutuskan untuk keluar dari tempat persembunyiannya.
Ia melirik kearah luar dapur dan memastikan
semuanya aman sebelum ia keluar dari apartemen.
Ia melangkah perlahan dan melewati ruang
tengah. Ia menangkap laptop Kyuhyun yang masih menyala dan kamera yang
tergeletak disitu. Dorongan rasa penasaran membuat gadis itu melangkah mendekat
dan menghampiri Kyuhyun yang sedang tertidur. Ia mengamati profil wajah pria
itu untuk sejenak, mencoba mengingat apa saja yang pernah ia lalui dengan pria
itu. Tangannya terangkat untuk merapikan anak poni Kyuhyun, tapi sesaat sebelum
jari lentik itu menyentuh rambut Kyuhyun, Yoona mengurungkan niatnya. Ia
memutuskan untuk hanya memperhatikan wajah Kyuhyun. Ia rasa itu cukup baginya.
Tanpa mengantisipasi kemungkinan terburuk,
Yoona hanya melanjutkan memperhatikan wajah Kyuhyun. Dan hal itupun terjadi,
ketika Kyuhyun memutar posisi tidurnya dan sedikit membuka mata, ia mendapati
sosok gadis itu di hadapannya. Persis di hadapannya. Ia langsung membuka
matanya lebar-lebar dan terkesiap. Ia bangun dan duduk menatap Yoona yang kali
ini sedang dalam syok.
“Yoona-ya?”
“O-oppa.”
***
Yoona bergegas bangkit berdiri ketika
mengetahui Kyuhyun telah sepenuhnya bangun. Namun sialnya, punggung gadis itu
terantuk ujung meja dan membuatnya meringis kesakitan.
Kyuhyun mendesah dan menarik lengan Yoona dan
mengusap punggung Yoona dengan tangannya yang bebas.
Yoona terkesiap dan mengelak dari genggaman
Kyuhyun. Ini salah. Mereka tidak memiliki hubungan. It shouldn’t be like
this.
Sepertinya Kyuhyun juga menyadari hal itu dan
menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal, “Maaf.”
Yoona hanya mengangguk dan beranjak untuk pergi,
“Aku pamit. Selamat malam.”
“Yoona-ya, ini sudah terlalu malam, mungkin,
mungkin kau bisa bermalam disini.”
“Aku rasa aku bisa pulang. Terima kasih atas
tawaranmu, oppa.” Yoona membungkuk dan bergegas meninggalkan apartemen itu,
meninggalkan Kyuhyun dengan sedikit kebingungan.
***
For god sake, that’s Kyuhyun for nothing. Kenapa
terlihat begitu canggung tadi? You should shower and get your mind fresh
again Yoona. Yoona mengingatkan lagi dirinya. It’s been a long day and I
guess I need some jasmine tea.
***
“That bitch!” maki Sooyoung kesal
ketika ia melihat rentetan jadwal milik Elena Tan. Seorang designer muda,
seusia Yoona. Yeah, she can pass as a rival.
A/N: How is it? mengecewakan? atau sebaliknya? it depends on you. thanks for reading.
A/N: How is it? mengecewakan? atau sebaliknya? it depends on you. thanks for reading.
3 comments
penasaran aja kenapa kyuna putus yah???? :(
ReplyDeleteditunggu thor nest partnya,,,,
glad to hear that there is someone who wants to read my next post :D
ReplyDeletesenang sekali. Buat temen-temen yang lain, ngga papa kalau ada masukan kritik atau saran, apapun. tapi saya juga ngga bashing sama silent reader ko. it's just fine.
Aaaah kan, Yoona yg jadi desainernya. Itu Sooyoung jadi partnernya apa cuman sahabat doang. Soo unnie deket sama KyuNa ternyata. My dearest doe-eyes girl and My Gamer <3
ReplyDeleteNah putus. KyuNa putus. penasaran kenapa bisa putus. apa krena kyu nentang kerjaan desainer Yoona?? *penasaran* *KEPO*
Aaaaah fate!!! KyuNa sama-sama balik ke apartemen mereka.
hadduh, canggung banget itu. Kenapa gitu Yoona ga nginep aja?? siapa tau maslah bisa diselesain.
nahh, siapa yg dimaksud 'bitch' sama Soo unnie?? Elena Tan?? rival?? wahh seru nih!!