FF- This Is Pairing

by - 14:30


CHAPTER 15 (part I)

Yoona menangkupkan kedua tangannya di mulut, menahan isakan yang tiba-tiba saja sangat mendesak ingin sekali keluar dari mulutnya.
Beruntung dorm sepi pagi ini, ia yakin member yang lain sudah berangkat karena jadwal mereka masing-masing.
Yoona bergegas menuju kamarnya dan langsung memeluk salah satu bantal yang ada diatas kasurnya. Ia memeluknya erat, menenggelamkan wajahnya sambil terus menegeluarkan isakan yang beruntung teredam oleh bantal itu sendiri. Tidak perlu penjelasan betapa sedih keadaannya, tangannya erat memeluk bantal itu seperti ingin merobeknya dan membuatnya hancur.
Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan Taeyeon masuk untuk mengambil barangnya yang kebetulan tertinggal. Tapi matanya menangkap punggung Yoona yang bergetar.
Ia menghampirinya, “Yoona?”
Yoona semakin menyembunyikan wajahnya dibalik bantal.
“Yoong,”
Saat ia merasakan Taeyeon sudah duduk di sampingnya dan menepuk bahunya lembut, Yoona menggeleng, “Tidak, eonni.”
Taeyeon mengusap puncak kepala adiknya itu kemudian kembali memeluk bahunya, “Yoong, ada apa?”
“Tidak, eonni. Jangan sekarang.” Walaupun Taeyeon sedikit kesulitan mendengar ucapan Yoona, tapi ia tahu adiknya itu butuh waktu.
“Baiklah.”
Ketika ia mendengar pintu ditutup, ia tau eonninya sudah pergi. Ia mendongakkan kepalanya dan memegangi dahinya. Kepalanya berdenyut, matanya perih. Tapi saat ia kembali menatap figura kecil di meja di samping tempat tidurnya, foto ia dan Kyuhyun saat pertama kali Kyuhyun keluar dari rumah sakit, rasanya ada rasa marah timbul di ujung hatinya. Ia menggenggam ujung figura itu kencang dan matanya menatap tajam lelaki tampan yang sedang tersenyum kearah kamera. Dan sebelum ia menyadariya, ia sudah meraih scarf dan kunci mobil.

***

Merasakan perutnya yang tiba-tiba lapar, Kyuhyun memaksakan diri ke dapur dan mendapati ada sandwich disana. Ia yakin itu yang Ryeowook tinggalkan untuknya. Ah, ia masih cukup beruntung.
Ia akan mengambil jus di kulkas, ketika ia membaca notes yang sengaja ditinggalkan di pintu kulkas.

Kyuhyun-ah, jangan lupa hari ini ada rapat mengenai SM Town dan acara akhir tahun.
Jangan terlalu senang karena kau bara saja kencan, ne? pastikan perutmu sudah kau isi. ^^

Hyung.

Ia membaca kalimat kencan itu sekali lagi dan tertawa lemah. Ya, kencannya yang pertama dan mungkin terakhir. Itu bukan mungkin lagi bagi Kyuhyun tapi sudah menjadi pasti. Tidak ada lagi kencan berikutnya, anniversary berikutnya atau melihat matahari bersama lagi selanjutnya.
Ia mengacak pelan rambutnya dan dengan berat hati menggeret kakinya untuk segera bersiap dan pergi ke gedung SM.Ent.

***

Ia mengenakan headphonenya dan memutar lagu secara acak. Ia berfikir kemana ia akan pergi? Ruang khusus milik grupnya atau hall tempat rapat biasa dilaksanakan atau toilet? Tapi satu tempat tiba-tiba saja terlintas. Hallroof.
Hallroof terasa sangat kosong sekarang. Biasanya ia akan mengajak Yoona untuk sembunyi dan menghabiskan sore bersama. Atau ia akan hanya bersantai dengan gadis itu.
Lagi, ia tersenyum pahit mengingat kenangan itu.
Ia mendongak dan mendapati seorang gadis ternyata sedang berdiri disana. Menghadapnya. Yoona.
Kyuhyun menyembunyikan keterkejutannya dan memasang kembali topengnya, “Apa sekarang?”
“Aku ingin kau jelaskan ucapanmu tadi pagi.”
“Di bagian mana yang kau tidak mengerti dari ucapan ‘kita putus’?”
Yoona tersentak, belum pernah Kyuhyun sedingin ini padanya, kecuali waktu itu, saat Kyuhyun ingin mengakhiri permainan bodohnya.
“Jelaskan padaku, apa ini salah satu permainanmu? Ha? Kau ingat dulu saat permainan bodohmu itu kita lakukan dan kau lakukan hal yang sama. Ketika kau bosan, kau katakan kau ingin mengakhirinya. Dan sekarang, apa kau juga sudah bosan? Apa kau sudah menemukan permainan baru dengan orang lain? Begitukah?”
“Im Yoon Ah!” sentak Kyuhyun dan menatap gadis itu tidak percaya. Bagaimana bisa ia mengatakan itu, tidak taukah ia betapa sayangnya ia pada gadis itu? Betapa inginnya dia memeluk gadis itu sekarang dan mengatakan bahwa ini hanya bohong.
Tentu ia tidak tau, bodoh.
“Aku, aku hanya ingin mendengarnya langsung darimu. Apa benar kau menyerah dengan hubungan ini?” Yoona menatapnya lurus dan ia dapat merasakan ujung matanya menghangat lagi.
Kyuhyun mendesah lelah, “Ya. Aku menyerah. Hubungan ini melelahkan.”
Yoona membuka mulutnya untuk kemudian ia mengatupkannya lagi. Mendengarnya langsung seperti ini membuatnya kehilangan kekuatan bahkan untuk mengucapkan satu kata.
“Akan lebih baik jika kau tidak menyakan alasanku, Yoona.”
“Tapi aku memiliki segala hak untuk tau!” Ketika ia menyelesaikan kalimatnya saat itu pula air matanya jatuh.
Kyuhyun mengalihkan pandangannya dan berulang kali meyakinkan hatinya untuk tidak berlari dan memeluknya. Tidak. Ini hanya akan mempersulit segalanya.
Tidak. Aku tidak akan berlari. Aku tidak akan berlari.
Kyuhyun memejamkan matanya dan menarik nafas, ketika ia menemukan lagi topengnya, ia menatap Yoona yang masih berjuang menyembunyikan isakannya dibalik kedua tangannya.
“Rapihkan penampilanmu, aku yakin orang lain tak ingin melihatmu berantakan seperti ini.”
“Dan kenapa kau harus peduli?”
Ucapan Yoona terdengar menusuk baginya, tentu ia peduli karena ia tidak ingin gadis itu berlari pada orang lain. Bukan padanya.
“Karena kau entertainer.”
Yoona menjatuhkan dirinya di bangku panjang, tempat ia biasa mengobrol dengan Kyuhyun, separuh hatinya berharap Kyuhyun akan mengatakan karena ia gadisnya, namun ia hanya menjadi orang bodoh sekali lagi. Ia tersenyum pahit di sela tangis yang masih saja berdesakan untuk keluar.
Kyuhyun memutar tubuhnya dan membiarkan headphone kembali menyibukkannya. Matanya tertutup seiring dengan ia menutup pintu hallroof. Meninggalkan Yoona sendiri.

***

Selama rapat berlangsung, Kyuhyun tidak begitu memperhatikan apa yang sedang ketua EO bicarakan di depan ia juga tidak mendengarkan sama sekali apa yang Lee Soo Man ucapkan. Ia justru membuang pandangannya saat lelaki itu yang berbicara.
Tapi kegiatanya terganggu saat pintu hall terbuka dan Yoona melangkah masuk. Ia tersenyum pada semua orang seperti biasa. Ia juga sempat bergurau dengan Lee Soo Man selagi ia meminta maaf karena kedatangannya yang terlambat.
Ia mengambil tempat duduk di samping Taeyeon dan sama sekali tidak menoleh kearahnya. Ia mengeluh memandangi punggung gadis yang duduk dua baris di depannya itu.

***

Ia sudah terlalu lelah untuk menangis. Lagipula, apa yang Kyuhyun katakan mungkin benar. Hubungan ini membosankan. Ia tidak bisa selalu berada di sampingnya ketika Kyuhyun membutuhkan. Dan apa yang Kyuhyun katakan mungkin benar, ia adalah seorang entertainer. Terlalu banyak resiko ketika memilih untuk menjalankan sebuah hubungan.
Pintu terbuka dan menampakkan Taeyeon yang sudah siap dengan piyamanya. Ia melangkah masuk dan menghampiri Yoona.
“Yoong, kau tidak makan?” Tanya Taeyeon sambil duduk di samping Yoona.
Yoona menoleh dan tersenyum lemah kearah Taeyeon, “Aku akan makan nanti, eonni.”
“Yoong, apa sesuatu terjadi? Apa ada sesuatu terjadi antara kau dan Kyuhyun-oppa?”
“Hmm. Aku dan oppa putus.”
Taeyeon mengerutkan keningnya dan ketika ia sudah bisa mencerna kalimat Yoona barusan, ia kehilangan kata-katanya. Ia hanya tertegun menatap mata adiknya.
Tiba-tiba Yoona mendekat dan memeluk Taeyeon. Menyandarkan dagunya pada bahu Taeyeon. Awalnya Taeyeon mengira Yoona akan terisak lagi seperti tadi pagi, tapi ia tidak mendengar suara isakan atau apapun.
“Menangislah, Yoong. Jika kau rasa itu perlu.”
“Aku ingin. Tapi rasanya mataku terlalu lelah sampai-sampai ia tidak bisa lagi mengeluarkan air mata. Aku ingin bertanya eonni, apa aku bodoh?”
Taeyeon tidak menjawab.
“Eonni, aku pasti bisa melupakannya, ne?” Taeyeon lagi-lagi tidak menjawab dan hanya menepuk bahu Yoona lembut. Ketika ia merasa tubuh Yoona melemas, ia tau Yoona sudah tertidur. Hati-hati ia baringkan Yoona di kasurnya dan menyelimutinya.
“Aku harap aku bisa menjawab pertanyaanmu, Yoong. Tapi aku tidak menemukannya.”
Ia mungkin seorang leader, tumpuan dan tempat segala bentuk sampah pengganjal hidup dibuang. Tapi, sungguh untuk hal ini, ketika harus ia libatkan perasaan, ketika ia sendiri tidak pernah mengerti tentang hal ini, ketika yang bisa dirasakan dari konsekuensi memilki hubungan ini hanya lelah. Sungguh, ia menyerah. Tidak ada yang tau apa yang cinta inginkan. Dan tidak ada yang cinta tau selain keinginan.






A/N : lame this is lame, please forgive this update. Saya baru bertarung dengan maut versi pendidikan, jadi beginilah update yang terjadi. Terimakasih support dan masukannya. comments are loved :)

You May Also Like

3 comments

  1. finally dilanjut jugaa...

    waah ini awal-awal yoona unnie menderita nih, eh kyu oppa juga deng. poor them T-T jngan dibikin lama2 menderitanya huhuuu

    penasaran apa yg bkalan terjadi di part selanjutnya.
    its not lame. oh my! how can u say that?? ini teh amajing bnget, bangetaan. tpi sayang aja sih pendek *modus* xD
    keep update! ditunggu2 lanjutannyaaa ^__^

    ReplyDelete
  2. eon, saya bener2 tunggu lanjutannya.. keep writing eon :)

    ReplyDelete
  3. kyuppa nyebelin bangettt >.<

    ReplyDelete

Powered by Blogger.

Popular Posts

About