Fashion Against Love

by - 01:15

Chapter 5:
Is there any turning back?

Hari keempat mereka di Bali dan artinya ini juga menjadi hari terakhir mereka disana. Sesuai dengan schedule yang sudah disusun oleh Soojung, mereka memang hanya akan tinggal di Bali selama empat hari. Err, alasan lainnya adalah they have cost limit okay.
Hari ini rencananya adalah wrap-up the concept. Untuk project mereka yang akan diberikan pada SM, kali ini mereka memakai ide mini photo-book. Jadi, proposal mereka akan diajukan dalam bentuk mini photo-book, tidak seperti proposal sebelumnya yang selalu dalam bentuk boring-called-as-makalah.
Sebetulnya semua page untuk mini photo-book mereka sudah rampung, dan bagian yang belum hanya pada part introduction page. Rencananya pada page ini mereka akan berfoto bersama, including whoever which is hard working on making this. Dan thanks god ini Bali, jadi mereka langsung memberikan konsep tradisional spesial untuk page ini.
Sebelumnya, Yoona juga sudah menghubungi Anne Avante, infamous designer of national dressing of Indonesia, ia memintanya untuk mendesain beberapa kebaya simpel khas Indonesia. Mereka hanya ingin mewujudkan rasa terima kasih mereka pada Bali, yang oh-really-welcoming.
Dan tempat yang dituju adalah Nusa Dua. Sebuah pulau yang berada di paling selatan pulau Bali. Butuh 30 menit untuk mencapai pulau ini jika ditempuh dari bandara internasional Ngurah Rai.
Ketika mereka semua, Yoona, Sooyoung, Soojung, Tiffany, Changmin, Kyuhyun, seorang kru Kyuhyun, dan Donghae tiba disana, Nusa Dua tidak dalam begitu keadaan yang ramai. Entahlah, mungkin efek dari embel-embel ‘eksklusif’ yang selalu melekat padanya jika kita sebut Nusa Dua.
It’s no doubt when you say it as exclusive, because god the beach is perfect and the surrounding is just great. Pantai putih, kawasan asri dan not to mention berkelas makin membuat mereka dengan rela meninggalkan kata lelah.
Mereka bergegas untuk bersiap-siap sementara Kyuhyun dan Donghae sudah siap di pantai Nusa Dua.
“Kyuhyun-ah, aku dengar ini hari terakhir kalian, benarkah?” Tanya Donghae sambil menatap aktivitas yang Kyuhyun kerjakan
“Hmm, ada apa hyung? Kau sedih karena tidak akan bertemu Yoona lagi?” oh, is he really do that? Kata-kata itu meluncur begitu saja dari mulutnya. He mentally slapped himself.
Donghae terkekeh mendengar ucapan Kyuhyun dan sedikit menggelengkan kepalanya dalam ketersimaan.
“Entahlah, mungkin. Ya, mungkin aku akan merindukannya.”
Kyuhyun diam-diam menarik nafas, what would he expect? Yoona just too perfect to be missed. And wait, heck! Is he being a whiny pig? Tidak, Kyuhyun tidak akan cemburu. Lagipula ia sama sekali tidak memiliki hak untuk cemburu.
Akhirnya, mereka yang bersiap sudah benar-benar siap. Balutan kebaya off-white dan kain batik yang mencapai lutut mereka membuat kesan mereka terlihat seperti warga lokal. Mereka tidak memakai heavy make-up dan rambut mereka dibiarkan menyamping di satu bahu. The view just great.
Sementara err... para lelaki? Yeah, mereka mengenakan kemeja putih, kain catur khas Bali yang diikat dipinggang, celana cargo selutut dan ikat kepala yang lagi-lagi khas Bali.
Kyuhyun baru saja akan membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu, tapi Changmin lebih dulu memotongnya, “Wow, aku tidak tau kalian bisa berubah seperti ini?”
I’ll take that as a compliment,” balas Sooyoung kalem dan mereka pun mulai mengatur posisi. Dan karena Sooyoung selalu ribut bahwa Kyuhyun harus berfoto dengan mereka, jadilah yang mengambil foto salah seorang kru Kyuhyun.
“Donghae-oppa!” teriak Soojung sambil menggerakkan tangannya ekspresif. Meminta Donghae untuk bergabung. Awalnya Donghae menolak, tapi tiga tatapan membunuh dari Sooyoung, Soojung dan Tiffany membuatnya mengalah, kemudian bersiap dan ikut dalam frame tersebut.
Beberapa foto sudah mereka dapatkan dan pemotretan pun berakhir. Mereka berteriak senang dan saling mengucap terima kasih.
Sebelum pulang mereka berencana untuk membeli oleh-oleh di outlet-outlet di Nusa Dua.

***

Yoona berjalan berdampingan dengan Kyuhyun menyusuri outlet-outlet disana. Awalnya mereka sama-sama merasa canggung, tapi ketika Yoona tertarik akan sesuatu ia pasti akan secara tidak sadar menarik lengan Kyuhyun untuk masuk ke dalam salah satu outlet seperti saat ini. Sekarang mereka berada di dalam salah satu outlet yang menjual aneka topeng.
Mereka bersama melihat-lihat dan saling mengejek dengan menempelkan topeng karakter jelek di wajah satu sama lain.
“Yoona, ini!” seru Kyuhyun sambil menempelkan topeng dengan wajah terjelek, menurut Kyuhyun, di wajah Yoona.
“Sirheo!” Yoona menolak dan memukul bahu Kyuhyun.
Ketika melihat gadis itu masih cemberut, Kyuhyun langsung merangkul bahunya dan menunduk berterima kasih pada pelayan toko tersebut, kemudian bergegas keluar.
“Hey, sampai kapan kau akan begitu, huh?” Tanya Kyuhyun sambil menatap gadis di sebelahnya. Yoona tidak menjawab.
Kyuhyun menggigit bibir bawahnya, “Yoona?”
Yoona menoleh dan menaikkan satu alisnya.
“Err, kau mau es krim?”
Yoona membulatkan matanya dan berhenti kemudian menatap Kyuhyun tidak percaya, “Es krim? Sepotong es krim! Apa aku terlihat anak TK untukmu? Huh?!”
***
Mereka berjalan hand in hand.
Yoona berjalan dengan terlihat sangat senang, sementara Kyuhyun di sampingnya hanya tersenyum tidak percaya. Bagaimana bisa gadis yang tadi cemberut itu bisa berubah seperti anak TK ketika mendapat sebatang es lilin. Sebenarnya tadi ketika Kyuhyun tawari es krim Yoona jelas-jelas menolak, tetapi gadis itu langsung meminta dengan suara pelan ia ingin es lilin yang kebetulan berada di sebrang jalan.
“Kau tau, ini es krim lokal yang sangat enak. Oppa, coba ini!” seru Yoona sambil mencondogkan es lilinnya ke mulut Kyuhyun.
“Kau makan saja.”
“Tidak bisa. Kau cobalah juga, oppa,” Kyuhyun menatapnya sebal, tetapi gadis keras kepala itu justru terkekeh. Akhirnya Kyuhyun mengalah dan menggigit sedikit bagian dari es lilin itu. Hmm, enak juga, pikirnya.

***

Hari beranjak senja dan mereka harus bergegas pulang, karena pesawat yang mereka gunakan untuk pulang take off sekitar pukul 09.00 malam.
Sepanjang perjalanan menuju hotel, mereka habiskan dengan mengejek satu sama lain. Membeberkan kejelekan masa lalu, dan akhirnya tertawa, namun tawa itu terhenti ketika mereka berhadapan dengan seseorang yang justru memblokade jalan mereka menuju kamar mereka.
“Sooyoung-ah, waeyo?” Tanya Yoona heran. Sooyoung sendiri hanya berdiri diam disana, kedua tangannya terlipat di depan dan matanya menatap kedua orang di hadapannya dengan tatapan yang sangat serius.
“Kenapa kalian harus putus, huh?”
Yoona dan Kyuhyun, keduanya sama-sama terlihat kaget dengan omongan Sooyoung, kemudian mereka menyadari bahwa mereka terlalu nyaman dan lupa bahwa faktanya mereka tidak dalam term berpacaran lagi.
Keduanya seperti sama-sama tersengat listrik, cepat-cepat melepaskan genggaman mereka satu sama lain.
“Aku tau kalian berdua memang bodoh. Dan lihat, tidak seharusnya kalian putus.”
Yoona mendesah dan menarik lengan Sooyoung, “Cukup, Sooyoung-ah.”

***

Pesawat akan take off sekitar 15 menit lagi, dan mereka masih memiliki waktu untuk mengobrol dan mengucapkan perpisahan pada Donghae dan juga Changmin yang kebetulan ikut mengantar.
“Changmin-ah, kau tidak pulang ke Korea bersama kami?” Tanya Kyuhyun.
“Masih ada yang harus kukerjakan disini, kalian baik-baiklah sampai disana.”
Mereka saling melanjutkan obrolan untuk setidaknya membunuh lima belas menit yang tersisa. Tetapi, di tengah percakapan itu, Sooyoung menarik lengan Donghae untuk sedikit menjauh.
“Oppa, aku sangat berterima kasih atas semua bantuanmu,” katanya sambil menatap orang di hadapannya.
“Aku senang jika itu memang membantu, tapi Sooyoung-ah, apa kau yakin mereka masih saling—“
“Aku yakin. Aku berani bersumpah demi semua Versace yang aku miliki, oppa.”
Donghae hanya terkekeh dan tiba-tiba dari arah belakang, ia merasa ada seseorang yang menepuknya.
Mereka berdua sama-sama menoleh dan mendapati seorang gadis dengan honey-skin, berdiri melipat tangan di depan dada.
“Aku rasa ada yang berjanji menyambut kedatanganku hari ini, tapi aku tak menemukannya di gate kedatangan,” katanya berpura-pura sarkastik.
“Sica-ya,” suara Donghae tercekat dan itu membuat Jessica tertawa lepas. Ia sampai harus menutup mulutnya karena ekspresi Donghae yang sangat priceless.
“Sica-eonni!” Sooyoung lebih dulu sadar dan memeluk seniornya di bidang modeling itu.
Mereka berpelukan dalam waktu singkat dan saling bertukar kabar.
So, you guys officially dating?” Sooyoung bertanya dalam ketersimaan, “Eonni, ada sesuatu yang perlu kujelaskan, aku takut ini akan jadi salah paham—“
“Aku tau, kau meminta bantuan Donghae agar Yoona dan err, Kyujun kembali bersama, kan?”
“Kyuhyun, eonni. Namanya Kyuhyun.”
Whatever,” Jessica mengibaskan lengannya tanda tak begitu peduli.
Mereka masih sibuk mengobrol, ketika pengumuman keberangkatan pesawat mereka diumumkan. So, they have to go.

***

Yoona masih terlihat sibuk mencari i-pod nya, sampai-sampai ia harus berjinjit karena ia tidak dapat menemukannya di bagian terluar tasnya, ia harus merogoh jauh ke dalam dan ia tidak ingin bersusah payah mengangkut dan menurunkan tasnya. She’s just being lazy okay.
“Ah, why with this stupid bag?” dia bergumam sendiri sambil menggigit bibir bawah, tanda bahwa ia sedang dalam keadaan serius total.
Sebuah tangan tiba-tiba saja menghentikan aktivitasnya dan ketika ia menoleh, ia mendapati Kyuhyun berdiri disana. Menawarkan bantuan.
Sementara Kyuhyun mencari, Yoona hanya berdiri disana, menunggu barangnya terambil. Dan benar saja, kehebatan memiliki tinggi badan terbukti, tidak lebih dari dua menit, i-pod milik Yoona sudah ada di hadapannya.
“Terimakasih,” Yoona berseru senang dan berbalik menuju tempatnya duduk.
Ini tidak aneh bagi gadis itu, tapi ketika ia yang melihat punggung itu menjauh sekali lagi, tangannya mengepal dan rahangnya mengatup keras.

***

Uap dari secangkir kopi itu masih mengepul dan Kyuhyun masih enggan untuk meminumnya. Ia melirik jam di dinding dan mendesah. Yoona terlambat lagi malam ini.
 Ini semua terasa tidak benar, ia dan Yoona sudah mencapai tahun keempat dan yang mereka lakukan beberapa bulan terakhir ini hanya bertengkar dan bertengkar. Ia tidak habis pikir bagaimana hal kecil sedikitpun bisa memancing emosi mereka berdua.
Kyuhyun merebahkan punggungnya di backrest sofa dan menatap langit-langit apartemen. Kemudian pandangannya beralih pada kotak kecil yang berada tepat di samping cangkirnya yang masih mengepul. Ia meraih kotak kecil itu dan membukanya. Cincin itu masih disana. Cincin yang seharusnya tersemat di jari manis Yoona dan miliknya sendiri. Cincin yang seharusnya berusia satu bulan di tangan mereka, tetapi yang terjadi cincin itu masih pada tempatnya.
Tak lama kemudian, pintu apartemen terbuka dan menampilkan gadis yang ia tunggu dalam keadaan lelah.
“Yoona-ya, ada yang ingin aku bicarakan.”
“Jangan sekarang, oppa. Aku lelah,” jawabnya sambil meletakkan scarf di gantungan sebelah pintu.
“Sampai kapan kita akan seperti ini? Apa kau tidak lelah?”
“Aku lebih letih lagi jika membicarakannya sekarang, oppa.”
“Kita tidak memilki banyak waktu, Yoona.”
“Kita memang tidak memilki waktu untuk satu sama lain, oppa. Semuanya berubah.”
Entahlah apa yang sedang dipikirkan Yoona, dan Kyuhyun menangkap nada lelah itu tepat masuk ke telinganya.
Kyuhyun melangkah mendekat dan mengangkat dagunya, dia lebih dari sekedar paham bahwa ada bahasa penolakan disana. Ia kemudian merengkuh Yoona ke pelukannya, memeluknya erat sebelum akhirnya berbisik, “Kita akhiri saja.”
Yoona tau jika hal ini mungkin akan terjadi, dan ia sudah mengantisipasinya. Ia kemudian melepaskan pelukan Kyuhyun dan tersenyum lembut, “Jaga dirimu baik-baik, oppa,” ia sedikit berjingkat kemudian memberinya sebuah ciuman singkat dan menepuk pipinya pelan. Ia juga pamit untuk lebih dulu masuk ke kamarnya.
Kyuhyun menatap punggung itu menjauh dan hilang dibalik pintu.

***

neol bomyeon (nan) useumman (nawa) sujubeun misokkajido Yeah
nal boneun ne nunbicheun seulpeun geol hoksi ibyeoreul malharyeogo hani Baby 
maeilgachi tto banbokdoel nae moseube neoneun geurido jichyeonneunji nal yongseohagenni?
dasi hanbeon deo saenggakhae saenggakhaejullae ijeneun nochi anheulge


Lagu Y milik Super Junior mengalun pelan di stereo set mobil Kyuhyun, menariknya kembali dari sekilas ingatannya. Ia melihat kota langit kota Seoul beranjak berubah menjadi palet oranye biru yang menandakan pagi sebentar lagi datang. Selama penerbangan tadi ia tidak bisa beristirahat dan sekarang kantuk tiba-tiba saja menyerang. Ia mengerjapkan mata dan langsung mematikan stereo setnya, “I don’t need any flashback now.”








A/N : entah ini sedih atau ngga, tapi kayanya ngga *nggapapa the next post will be the last chapter. hal lain yg ngga begitu penting ya (masih) saya post ini juga di wp Fashion Against Love chapter 5
comments are loved always^^

You May Also Like

2 comments

  1. you moved on wp now? isinya juga sama?
    aahh...I like it..atau bisa dibilang awesome!
    so, cerita ini cuma 6 chapter? ah sedihnyaa~
    are you plan new story?? *blinkblink*

    ReplyDelete
  2. nggak sedih sih hehehe :P
    author mau pindah ke wp?? yg blogspotnya di update juga nggak>?? okelah update soon aja yah.. :)

    ReplyDelete

Powered by Blogger.

Popular Posts

About