Fashion Against Love

by - 17:45




Final Chapter (part I):
Of the Way (bring back to the past)

Kyuhyun terduduk di ujung spring bed kamarnya setelah lelah mengepak pakaian dan peralatan fotografi miliknya kedalam koper. Hari ini ia akan pergi ke Jepang untuk memenuhi permintaan salah satu perusahaan utuk melakukan photoshoot sebuah girlband kenamaan disana.

Ia mengamati jadwal yang sudah disiapkan untuknya kemudian melirik nama girlband asal Jepang itu, “AKB48? Aku baru mendengarnya. Hhh, lagipula aku lebih suka melakukan photoshoot dengan Girls’ Generation,” Kyuhyun bergumam tetapi seringai evilnya tidak pernah lepas dari wajahnya.
Kyuhyun masih sibuk mempelajari jadwalnya ketika handphonenya berbunyi dan nama Sooyoung tertera disana, “Yoboseyo? Oh, Sooyoung-ah, wae?”
“Kyuhyun-ah, hari ini kau tidak ada acara?”
“Ada. Aku akan ke Jepang.”
WHAT?! Are you kidding me? Wait, Japan? Today? Oh, itu tidak jelek. Oh, kau sangat berguna Kyuhyun-ah. Terimakasih atas infonya, annyeong!” telepon langsung ditutup dan dia sama sekali tidak member Kyuhyun kesempatan untuk berbicara.
Kyuhyun menatap hpnya, ia sebenarnya ingin memberitahu gadis bouncy itu jika ia akan ke Jepang sore nanti, bukan dalam waktu dekat. Tapi ia memutuskan untuk mengabaikan Sooyoung dan kembali bersiap-siap.
Tiket. Hal terpenting yang harus dimilikinya justru telah ia lupakan. Ia dengan bodohnya menatap kasur beralih pada meja disampingnya kemudian pada tas koper miliknya. Ia benar-benar lupa dimana terakhir kali ia menaruh tiketnya.
Dengan serampangan ia mencari dibalik pakaian, tas kameranya, dibawah kasur, di dalam lemari sampai akhirnya ia mengacak meja kerjanya. Semua barang hampir berjatuhan dan satu buku jatuh menarik perhatiannya.
Ia memungut buku itu dan kemudian duduk di sofa. Ia sempat mengerutkan dahi untuk mengingat buku apa itu, sampai akhirnya ia sadar dan membulatkan mulutnya dan terkekeh idiotly.
Sesuatu yang terlihat seperti buku itu sebenarnya adalah sebuah mini album, berisi foto-foto yang Kyuhyun ambil ketika ia dan Yoona pergi kencan atau merayakan year’s anniversary hubungan mereka.
Tahun pertama hingga tahun ketiga semuanya terlihat masih menyenangkan, sampai akhirnya ketika ia membuka lembar berikutnya dan menemukan satu foto yang ia yakin bukan ia yang mengambilnya. Ia yakin itu Yoona yang mengambil karena fotonya sedikit bergoyang. Ia menarik foto itu dari tempatnya dan ia sangat terkejut ketika menemukan sebuah note dibalik foto itu.
It’s the first time we didn’t spend time together to hold a little party for our anniversary.

***

Yoona menatap cupcake yang sudah ia beli di toko kue di basement. Ia sengaja membeli cupcake dan menaruh whip cream diatasnya dan menuliskan angka 4.
Ia melirik jam dinding dan jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, namun ia tidak melihat tanda-tanda Kyuhyun akan pulang cepat hari ini.
Okay, ia tau Kyuhyun sedang dalam keadaan sibuk karena kesuksesan pameran yang ia gelar beberapa bulan lalu.
Yoona mendukung impian Kyuhyun untuk mengadakan pameran tunggal foto-fotonya dan akhirnya pameran yang ia adakan mencapai sukses. Banyak investor dan kolektor yang datang dan memintanya untuk bekerja sama. Mulai sejak itu, Kyuhyun sering pergi keluar negeri untuk pemotretan.
Yoona ingat dengan jelas ketika mereka berkencan dengan tema cheap is our life, yang artinya hanya makan ddukbeokki di pinggir jalan dan menyusuri Myeongdong, tiba-tiba handphone Kyuhyun berdering dan membuatnya lama berbicara di telepon, hingga hal yang Yoona tau selanjutnya adalah ddukbeokki di tangannya sudah mendingin.
Kejadian lainnya adalah ketika ia dengan sengaja ingin membuat surprise party untuk ulang tahun Kyuhyun, ia sengaja mengundang Sooyoung dan Changmin untuk mengerjai Kyuhyun, tapi yang terjadi hingga tengah malam Kyuhyun tidak juga datang. Dan hasilnya, Sooyoung mengumpat dan Changmin dengan bête mengajak Sooyoung untuk pulang.
Ia tidak marah, karena ia tetap menunggu Kyuhyun hingga akhirnya ia datang pulang. Wajahnya terlihat lelah dan kurang istirahat. Yoona menyambut dan memeluknya, mengucapkan selamat ulang tahun dan menghadiahi kekasihnya itu sebuah ciuman hangat di pipi. Kyuhyun menjatuhkan tubuhnya di sofa sambil menunggu Yoona menyiapkan sesuatu di dapur, namun ketika Yoona kembali ke ruang TV, ia menemukan Kyuhyun sudah tertidur.
Yoona menggigit bibir bawahnya, tangannya menggenggam erat kotak kue. Matanya mengerjap menahan tangis, tapi ia buru-buru menghapusnya dan meletakkan kuenya di depan meja sofa.
“Aku selalu berdoa yang terbaik untukmu, oppa,” ucapnya lirih sambil merapikan anak poni yang jatuh di dahi Kyuhyun serampangan.
Hal lain yang membuat gadis itu sedih adalah ketika akhirnya hari ulang tahunnya tiba. Ia tidak berharap Kyuhyun memberinya hadiah mahal atau pesta besar. Ia hanya ingin merayakan hari itu dengannya. Namun, Kyuhyun meneleponnya dan mengatakan ia akan telat pulang ke rumah.
Ketika Kyuhyun pulang dan memberinya pelukan selamat, Yoona balas memeluknya erat. Kau ada di dekatku, tetapi aku merasa kau begitu jauh. Ia bergumam pelan.
Yoona kembali dari ingatannya dan kembali melirik jam, ini sudah tengah malam dan Kyuhyun tidak juga pulang. Cukup. Ia sudah tidak mau tau lagi tentang semuanya. Ia mengambil smartphonenya dan mengambil sebuah foto dengan mata sedikit mengabur, ia kemudian menuju meja kerja Kyuhyun menuju sebuah printer dan mencetak foto itu. Menulis sesuatu dibaliknya kemudian dengan serampangan menempelnya di mini album milik Kyuhyun.
Yoona menatap pintu apartemen mereka sekali lagi, berharap Kyuhyun akan datang. Tapi, hingga ia lelah, Kyuhyun tidak juga datang.
That’s why there is always be a hardest part of being in a relationship.
Mungkin sejak saat itu, waktu menjadi sesuatu yang langka bagi mereka berdua. Saat Yoona lelah menyediakan waktu dan Kyuhyun tak menemukan waktu, mereka tak bertemu.
Saat Yoona menyerah dan membuat dirinya sendiri sibuk dengan setumpuk pekerjaan, sebaliknya Kyuhyun berusaha meliburkan dirinya sendiri, mereka tetap tak bertemu.
Once…
“Kau baru pulang?” Tanya Kyuhyun.
Yoona hanya menoleh kepadanya, memberikan sebuah anggukan, kemudian berjalan lurus menuju kamarnya.
Twice…
Ketika weekend datang dan mereka berdua sama-sama mendapat libur, keduanya akhirnya duduk berdua sambil menonton film A Werewolf Boy. Sebenarnya Kyuhyun tidak begitu fancy tentang film drama-romantis, hanya saja Yoona lebih dulu memilih film itu dan karena dia adalah seorang truly fan of Song Joongki.
Yoona masih terpaku dengan artis kesayangannya, sementara Kyuhyun sudah tidak tau arah. Ia tidak mengerti dan tidak mau tau tentang jalan cerita film itu. Ia sudah tidak tahan. Ia bête. Dan ketika matanya menangkap snack yang menganggur di atas meja, ia mendapat ide.
Ia memakan snack itu dengan suara yang gaduh, sengaja merusak konsentrasi Yoona. Ia juga menyeruput minuman soda dengan kencang dan membuat sendawa yang cukup besar, dan aksinya itu akhirnya mendapat reaksi. Yoona melotot kearahnya dan mereka berdua akhirnya perang snack dan pop corn.
Setidaknya itu yang terjadi sebelum telepon Kyuhyun menginterupsi. Ketika telepon itu ditutup, ia mendapati Yoona menatapnya dingin, “Kau harus pergi, ya kan?”
“Yoona, aku bisa membatalkannya.”
“Tidak perlu, lagipula aku bisa menikmati film ini sendiri. Aku tidak akan terganggu,” kalimat Yoona tidak lagi ia lanjutkan ketika Kyuhyun justru berbalik mengernyit dan memberinya disapproving look. Yoona menggelengkan kepalanya, tidak bermaksud untuk mengusir Kyuhyun.
“Baiklah, enjoy your time with that Joongki. I won’t meddle with your business,” ucap Kyuhyun dengan nada kesal kemudian bangkit meraih jaketnya dan pergi.
Thrice…
I truly hate you!” Yoona berteriak, kecewa, tidak menemukan cara lain yang lebih tepat untuk memberitahu Kyuhyun betapa ia tidak suka dengan kondisi mereka saat itu.
Kyuhyun juga tak mengerti harus berbuat apa, ia termakan emosi, “Fine, just hate me as much as you want.”
Yoona tersentak, ia melangkah mundur dan merasakan air mata sudah membasahi pipinya.
Hati Kyuhyun mencelos melihat pemandangan di depannya, ia ingin mendekat, namun Yoona memberikannya satu langkah menjauh, “Yoona…”
Ia tidak sempat memeluk gadis itu, karena gadis itu lebih dulu berlari munuju kamarnya.
Keesokan harinya, Yoona membawa kopernya keluar kamar dan hal itu sungguh menarik perhatian Kyuhyun dari koran paginya.
“Kau mau pergi kemana?”
“Sebuah perjalanan, bukan, maksudku somewhere so I can clear my mind.”
Kyuhyun membeku di tempatnya berdiri, tidak menemukan sesuatu untuk menahannya pergi.
Dan ketika Yoona kembali dari perjalanannya. There’s nothing change. Everything can be worse more than this.
When the trust you hold onto not in the same place anymore, so what are you up to hold your beloved person?
It’s not easy as easy to say a b c, but the answer is always concern with a b c.

***

Back from his reverie, Kyuhyun mengusap foto yang Yoona ambil, sambil masih menatap kalimat itu disana.
Tapi, hpnya berdering lebih cepat, ia meraih handphonenya dan membaca pesan singkat dari Sooyoung.
Which one more stupid, let her go than you suffer or take all the opportunity to hold her once again?
Kyuhyun mengamati isi pesan singkat dari Sooyoung dan berusaha memahaminya. Okay, ia tidak dalam keadaan prima, otaknya terlalu malas dengan teka-teki, dan hal yang ia lakukan selanjutnya adalh menelepon Sooyoung, “Ya! Apa maksudmu?”
“Tidak ada maksud, tapi aku ingin memberitahumu bahwa Yoona akan pergi ke Perancis untuk meneruskan studinya. That’s it.”
Kyuhyun melirik tanggal di jam tangannya. Ia membulatkan matanya, “Hari ini kau dan Yoona melakukan presentasi, bukan?”








A/N: I decide to back and start this blog again. hopefully it can be as active as the other one^^



You May Also Like

0 comments

Powered by Blogger.

Popular Posts

About