Fashion Against Love
Final Chapter (part I):
Of the Way (bring back to the
past)
Kyuhyun
terduduk di ujung spring bed kamarnya setelah lelah mengepak pakaian dan
peralatan fotografi miliknya kedalam koper. Hari ini ia akan pergi ke Jepang
untuk memenuhi permintaan salah satu perusahaan utuk melakukan photoshoot
sebuah girlband kenamaan disana.
Ia
mengamati jadwal yang sudah disiapkan untuknya kemudian melirik nama girlband
asal Jepang itu, “AKB48? Aku baru mendengarnya. Hhh, lagipula aku lebih suka
melakukan photoshoot dengan Girls’ Generation,” Kyuhyun bergumam tetapi
seringai evilnya
tidak pernah lepas dari wajahnya.
Kyuhyun
masih sibuk mempelajari jadwalnya ketika handphonenya berbunyi dan nama
Sooyoung tertera disana, “Yoboseyo? Oh, Sooyoung-ah, wae?”
“Kyuhyun-ah,
hari ini kau tidak ada acara?”
“Ada.
Aku akan ke Jepang.”
“WHAT?!
Are you kidding me? Wait, Japan? Today? Oh, itu tidak
jelek. Oh, kau sangat berguna Kyuhyun-ah. Terimakasih atas infonya, annyeong!”
telepon langsung ditutup dan dia sama sekali tidak member Kyuhyun kesempatan
untuk berbicara.
Kyuhyun
menatap hpnya, ia sebenarnya ingin memberitahu gadis bouncy itu jika ia
akan ke Jepang sore nanti, bukan dalam waktu dekat. Tapi ia memutuskan untuk
mengabaikan Sooyoung dan kembali bersiap-siap.
Tiket.
Hal terpenting yang harus dimilikinya justru telah ia lupakan. Ia dengan
bodohnya menatap kasur beralih pada meja disampingnya kemudian pada tas koper
miliknya. Ia benar-benar lupa dimana terakhir kali ia menaruh tiketnya.
Dengan
serampangan ia mencari dibalik pakaian, tas kameranya, dibawah kasur, di dalam
lemari sampai akhirnya ia mengacak meja kerjanya. Semua barang hampir
berjatuhan dan satu buku jatuh menarik perhatiannya.
Ia
memungut buku itu dan kemudian duduk di sofa. Ia sempat mengerutkan dahi untuk
mengingat buku apa itu, sampai akhirnya ia sadar dan membulatkan mulutnya dan
terkekeh idiotly.
Sesuatu
yang terlihat seperti buku itu sebenarnya adalah sebuah mini album, berisi
foto-foto yang Kyuhyun ambil ketika ia dan Yoona pergi kencan atau merayakan year’s
anniversary hubungan mereka.
Tahun
pertama hingga tahun ketiga semuanya terlihat masih menyenangkan, sampai
akhirnya ketika ia membuka lembar berikutnya dan menemukan satu foto yang ia
yakin bukan ia yang mengambilnya. Ia yakin itu Yoona yang mengambil karena
fotonya sedikit bergoyang. Ia menarik foto itu dari tempatnya dan ia sangat
terkejut ketika menemukan sebuah note dibalik foto itu.
It’s
the first time we didn’t spend time together to hold a little party for our
anniversary.
***
Yoona
menatap cupcake yang sudah ia beli di toko kue di basement. Ia sengaja
membeli cupcake dan menaruh whip cream diatasnya dan menuliskan angka 4.
Ia
melirik jam dinding dan jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, namun ia tidak
melihat tanda-tanda Kyuhyun akan pulang cepat hari ini.
Okay, ia tau Kyuhyun sedang dalam keadaan sibuk
karena kesuksesan pameran yang ia gelar beberapa bulan lalu.
Yoona
mendukung impian Kyuhyun untuk mengadakan pameran tunggal foto-fotonya dan
akhirnya pameran yang ia adakan mencapai sukses. Banyak investor dan kolektor
yang datang dan memintanya untuk bekerja sama. Mulai sejak itu, Kyuhyun sering
pergi keluar negeri untuk pemotretan.
Yoona
ingat dengan jelas ketika mereka berkencan dengan tema cheap is our life,
yang artinya hanya makan ddukbeokki di pinggir jalan dan menyusuri Myeongdong,
tiba-tiba handphone Kyuhyun berdering dan membuatnya lama berbicara di telepon,
hingga hal yang Yoona tau selanjutnya adalah ddukbeokki di tangannya sudah
mendingin.
Kejadian
lainnya adalah ketika ia dengan sengaja ingin membuat surprise party
untuk ulang tahun Kyuhyun, ia sengaja mengundang Sooyoung dan Changmin untuk
mengerjai Kyuhyun, tapi yang terjadi hingga tengah malam Kyuhyun tidak juga
datang. Dan hasilnya, Sooyoung mengumpat dan Changmin dengan bête mengajak
Sooyoung untuk pulang.
Ia
tidak marah, karena ia tetap menunggu Kyuhyun hingga akhirnya ia datang pulang.
Wajahnya terlihat lelah dan kurang istirahat. Yoona menyambut dan memeluknya,
mengucapkan selamat ulang tahun dan menghadiahi kekasihnya itu sebuah ciuman
hangat di pipi. Kyuhyun menjatuhkan tubuhnya di sofa sambil menunggu Yoona
menyiapkan sesuatu di dapur, namun ketika Yoona kembali ke ruang TV, ia
menemukan Kyuhyun sudah tertidur.
Yoona
menggigit bibir bawahnya, tangannya menggenggam erat kotak kue. Matanya
mengerjap menahan tangis, tapi ia buru-buru menghapusnya dan meletakkan kuenya
di depan meja sofa.
“Aku
selalu berdoa yang terbaik untukmu, oppa,” ucapnya lirih sambil merapikan anak
poni yang jatuh di dahi Kyuhyun serampangan.
Hal
lain yang membuat gadis itu sedih adalah ketika akhirnya hari ulang tahunnya
tiba. Ia tidak berharap Kyuhyun memberinya hadiah mahal atau pesta besar. Ia
hanya ingin merayakan hari itu dengannya. Namun, Kyuhyun meneleponnya dan
mengatakan ia akan telat pulang ke rumah.
Ketika
Kyuhyun pulang dan memberinya pelukan selamat, Yoona balas memeluknya erat. Kau
ada di dekatku, tetapi aku merasa kau begitu jauh. Ia bergumam pelan.
Yoona
kembali dari ingatannya dan kembali melirik jam, ini sudah tengah malam dan
Kyuhyun tidak juga pulang. Cukup. Ia sudah tidak mau tau lagi tentang semuanya.
Ia mengambil smartphonenya dan mengambil sebuah foto dengan mata sedikit
mengabur, ia kemudian menuju meja kerja Kyuhyun menuju sebuah printer dan
mencetak foto itu. Menulis sesuatu dibaliknya kemudian dengan serampangan
menempelnya di mini album milik Kyuhyun.
Yoona
menatap pintu apartemen mereka sekali lagi, berharap Kyuhyun akan datang. Tapi,
hingga ia lelah, Kyuhyun tidak juga datang.
That’s
why there is always be a hardest part of being in a relationship.
Mungkin
sejak saat itu, waktu menjadi sesuatu yang langka bagi mereka berdua. Saat
Yoona lelah menyediakan waktu dan Kyuhyun tak menemukan waktu, mereka tak
bertemu.
Saat
Yoona menyerah dan membuat dirinya sendiri sibuk dengan setumpuk pekerjaan,
sebaliknya Kyuhyun berusaha meliburkan dirinya sendiri, mereka tetap tak
bertemu.
Once…
“Kau
baru pulang?” Tanya Kyuhyun.
Yoona
hanya menoleh kepadanya, memberikan sebuah anggukan, kemudian berjalan lurus
menuju kamarnya.
Twice…
Ketika weekend
datang dan mereka berdua sama-sama mendapat libur, keduanya akhirnya duduk
berdua sambil menonton film A Werewolf Boy. Sebenarnya Kyuhyun tidak
begitu fancy tentang film drama-romantis, hanya saja Yoona lebih dulu
memilih film itu dan karena dia adalah seorang truly fan of Song
Joongki.
Yoona
masih terpaku dengan artis kesayangannya, sementara Kyuhyun sudah tidak tau
arah. Ia tidak mengerti dan tidak mau tau tentang jalan cerita film itu. Ia
sudah tidak tahan. Ia bête. Dan ketika matanya menangkap snack yang menganggur
di atas meja, ia mendapat ide.
Ia
memakan snack itu dengan suara yang gaduh, sengaja merusak konsentrasi Yoona.
Ia juga menyeruput minuman soda dengan kencang dan membuat sendawa yang cukup
besar, dan aksinya itu akhirnya mendapat reaksi. Yoona melotot kearahnya dan
mereka berdua akhirnya perang snack dan pop corn.
Setidaknya
itu yang terjadi sebelum telepon Kyuhyun menginterupsi. Ketika telepon itu ditutup,
ia mendapati Yoona menatapnya dingin, “Kau harus pergi, ya kan?”
“Yoona,
aku bisa membatalkannya.”
“Tidak
perlu, lagipula aku bisa menikmati film ini sendiri. Aku tidak akan terganggu,”
kalimat Yoona tidak lagi ia lanjutkan ketika Kyuhyun justru berbalik mengernyit
dan memberinya disapproving look. Yoona menggelengkan kepalanya, tidak
bermaksud untuk mengusir Kyuhyun.
“Baiklah,
enjoy your time with that Joongki. I won’t meddle with your business,”
ucap Kyuhyun dengan nada kesal kemudian bangkit meraih jaketnya dan pergi.
Thrice…
“I
truly hate you!” Yoona berteriak, kecewa, tidak menemukan cara lain yang
lebih tepat untuk memberitahu Kyuhyun betapa ia tidak suka dengan kondisi
mereka saat itu.
Kyuhyun
juga tak mengerti harus berbuat apa, ia termakan emosi, “Fine, just hate me
as much as you want.”
Yoona
tersentak, ia melangkah mundur dan merasakan air mata sudah membasahi pipinya.
Hati
Kyuhyun mencelos melihat pemandangan di depannya, ia ingin mendekat, namun
Yoona memberikannya satu langkah menjauh, “Yoona…”
Ia
tidak sempat memeluk gadis itu, karena gadis itu lebih dulu berlari munuju
kamarnya.
Keesokan
harinya, Yoona membawa kopernya keluar kamar dan hal itu sungguh menarik
perhatian Kyuhyun dari koran paginya.
“Kau
mau pergi kemana?”
“Sebuah
perjalanan, bukan, maksudku somewhere
so I can clear my mind.”
Kyuhyun
membeku di tempatnya berdiri, tidak menemukan sesuatu untuk menahannya pergi.
Dan
ketika Yoona kembali dari perjalanannya. There’s nothing change. Everything
can be worse more than this.
When
the trust you hold onto not in the same place anymore, so what are you up to
hold your beloved person?
It’s
not easy as easy to say a b c, but the answer is always concern with a b c.
***
Back
from his reverie, Kyuhyun
mengusap foto yang Yoona ambil, sambil masih menatap kalimat itu disana.
Tapi,
hpnya berdering lebih cepat, ia meraih handphonenya dan membaca pesan singkat
dari Sooyoung.
Which
one more stupid, let her go than you suffer or take all the opportunity to hold
her once again?
Kyuhyun
mengamati isi pesan singkat dari Sooyoung dan berusaha memahaminya. Okay, ia
tidak dalam keadaan prima, otaknya terlalu malas dengan teka-teki, dan hal yang
ia lakukan selanjutnya adalh menelepon Sooyoung, “Ya! Apa maksudmu?”
“Tidak
ada maksud, tapi aku ingin memberitahumu bahwa Yoona akan pergi ke Perancis
untuk meneruskan studinya. That’s it.”
Kyuhyun
melirik tanggal di jam tangannya. Ia membulatkan matanya, “Hari ini kau dan
Yoona melakukan presentasi, bukan?”
A/N: I decide to back and start this blog again. hopefully it can be as active as the other one^^
0 comments